Helooo sahabat archiexfood!! Gimana kabar kalian?? Udah lama gak update nih karena saya selama seminggu sangat sibuk, dan jadwal penuh dengan kerjaan. Nahh kali ini saya mau ngeshare pengalaman saya sewaktu trafelling ala mahasiswa ke Yogyakarta. Kenapa saya sebut ala mahasiswa? Karena budget yang saya dan teman – teman saya miliki agak minim. Dan saya sendiri hanya memiliki uang sebesar 500 ribu rupiah untuk perjalanan ke Yogyakarta selama 3 hari 2 malam.
Perjalanan ke Yogyakarta kali ini
saya bersama dengan 4 orang teman saya yaitu Rafael, Anisa, Yosephine dan Mira.
Perjalanan ke Yogyakarta kali ini sudah kami rencanakan dari beberapa bulan
sebelumnya. Awalnya yang akan ikut ada 9 orang termasuk saya, tetapi akhirnya
hanya berlima karena 3 orang teman yang lain sedang berhalangan. Meskipun
personilnya berkurang, kami tetap antusias dan semangat dalam menjalani liburan
kami.
Untuk menuju ke Yogyakarta, kami
menaiki kereta Bogowonto seharga 110 ribu rupiah. Kereta kami berangkat pukul
22.30 malam lalu tiba di yogyakarta pukul 7.30 pagi. Selama di kereta, kami
menghabiskan waktu dengan bermain kartu hingga pukul 24.30. Pukul 08.00, kami
tiba di stasiun lempuyangan, lalu kami pergi ke derah Taman Siswa untuk menyewa
sepeda. Nama agen penyewaan sepedanya adalah “Si Woles”. Kami menemukan agen
penyewaan ini setelah browsing di internet dan, agen sepeda ini adalah yang
termurah dibanding yang lain. Kami berlima diberikan harga sewa sepeda selama 3
hari hanya 50ribu per orang. Setelah menyewa sepeda, kami langsung pergi ke
penginapan Pondok 71 di daerah Pugeran. Kami tiba di penginapan pukul 10.00
pagi.
Penginapan Pondok 71, sumber: medanwisata.com
Penginapan pondok 71 ini letaknya
lumayan strategis, dan dekat dengan Plengkung Gading dan alun – alun selatan.
Biaya penginapan di pondok 71 ini seharga 100 ribu per malam dengan kamar yang
sudah ada kamar mandi, AC super dingin dan TV. Dan saat itu saya dan teman –
teman sedang agak kelelahan dan memutuskan untuk istirahat selama beberapa jam.
Sekitar pukul 13.00 saya
membangunkan teman – teman lain untuk bersiap – siap jalan. Dan pukul 14.00
kami mulai bersepeda dari Pondok 71 menuju ke Alun – Alun Selatan. Bersepeda di
Yogyakarta bagi saya sangat menyenangkan, karena kendaraan di sini lebih tertib
dan tidak sepadat Jakarta.
Kami bersepeda dengan panduan peta wisata yang diberikan oleh Agen sewa sepeda Si Woles. Tetapi walaupun sudah memiliki peta, kami bersepeda sesuka hati dengan mengelilingi pemukiman Yogyakarta, lalu menuju Alun – Alun Selatan. Tetapi sayang, pada siang itu, hari terasa panas banget, jadi kalau jalan – jalan ke alun – alun selatan pasti bakal kepanasan banget. Akhirnya kami mengalihkan perjalanan kami ke Benteng Frederburg dan Kerton Yogyakarta.
bersepeda ria di Yogyakarta, photo by Yosephine
Kami bersepeda dengan panduan peta wisata yang diberikan oleh Agen sewa sepeda Si Woles. Tetapi walaupun sudah memiliki peta, kami bersepeda sesuka hati dengan mengelilingi pemukiman Yogyakarta, lalu menuju Alun – Alun Selatan. Tetapi sayang, pada siang itu, hari terasa panas banget, jadi kalau jalan – jalan ke alun – alun selatan pasti bakal kepanasan banget. Akhirnya kami mengalihkan perjalanan kami ke Benteng Frederburg dan Kerton Yogyakarta.
TAMAN SARI
Di tengah – tengah perjalanan,
kami melewati salah satu objek wisata Taman Sari. Saya dan keempat teman saya,
berniat untuk mampir ke Taman Sari. Kalian pasti sudah pafa tahu kann, Taman
Sari itu apa?? Yap Taman Sari adalah bekas situs taman atau kebut istana
Keraton Yogyakarta. Harga tiket Taman Sari sangatlah murah. Untuk kami yang merupakan
wisatawan lokal, hanya dikenai biaya 5000 rupiah per orang. Sedangkan untuk
wisatawan mancanegara akan dikenai biaya sebesar 12000 rupiah per orang. Kita
juga bisa menggunakan jasa guide, tetapi kami berlima memilih untuk masuk tanpa
guide.
Setelah kami mebayar tiket kami
langsung masuk menuju ke dalam. Taman sari ini memiliki tempat dan suasana yang
keren banget. Dan bisa dikatakan cukup instagenic. Bahkan sebelum masuk ke dalam saja kami sudah
berfoto banyak sekali. Setelah berfoto di gerbang, kami memasuki sebuah area
kolam yang dinamakan Umbul Siraman. Kata orang2, umbul siraman merupakan tempat
mandi para keluarga keraton. Bagi saya tempat ini merupakan spot yang paling
keren dan paling instagenic. Di sini kami berfoto lebih banyak lagi. Dan tempat
ini juga merupakan spot terfavorit buat pengunjung.
Setelah bersenang – senang dan
berfoto di umbul siraman, kami memasuki ke dalam lagi. Karena kami tidak
menyewa tour guide kami tidak mengetahui area mana saja yang kami lewati. Dan
kami yang melihat tanda – tanda yang menunjukan arah keluar.
Tetapi area dalam
yang kami telusuri juga keren – keren banget. Bangunan di sini benar – benar seperti
di taman kerajaan dengan bangunan khas keraton. Bagi kalian yang ingin
berwisata ke Yogyakarta, Taman Sari merupakan salah satu spot yang wajib di
kunjungi. Untuk Aksesnya, kalian bisa melalui gerbang barat di jalan Ngasem. Atau
bisa juga melalui jalan taman.
Kesini wajib selfie :), photo by Yosephine
Kalau ke sini jangan lupa foto-foto yaaa, tempatnya instagenic banget
Photo by Rafael & Yosephine
Si Anisa keasikan nihh, photo by yosephine
Kekonyolan saya dan rafael, photo by Yosephine
Setelah puas bermain di Taman
Sari, kami bersepeda lagi menuju ke arah malioboro tempat Benteng Frederburg. Lalu
lintas Yogyakarta semakin ke arah utara semakin ramai. Apalagi kalai kita sudah
semakin dekat dengan Malioboro. Setelah bersepeda selama 1 jam, kami tiba di
Benteng Frederburg. Tapi sayangnya, kami tiba di Benteng Frederburg terlalu
Sore yaitu Jam 17.00. Dan pada saat itu Benteng Frederburg sudah tutup. Yahhh
sayang banget dehhh, padahal sudah bersepeda capek – capek.
Karena tempat wisata sudah tutup
semua, kami memutuskan untuk kembali ke penginapan. Dan beristirahat selama
beberapa jam. Setelah beristirahat dan mandi, sekitar pukul 19.00, saya dan
Rafael membangunkan Anisa, Mira, Dan Yosephine dan mengajak mereka untuk makan
malam. Kami berlima makan malam di Restoran JO MESTIR’S dekat pelngkung gading.
Setelah makan malam, kami bersepeda lagi ke Alun – Alun Selatan.
seru-seruan di alun - alun selatan malam hari, photo by rafael
foto bareng ular ;). photo by rafael
suasana alun - alun selatan malam hari photo by yosephine
kendaraan lampu neon yang menghiasi alun - alun pada malam hari, photo by yosephine
lapangan alun - alun, photo by yosephine
Suasana Alun – Alun Selatan pada malam hari akan lebih ramai dan keren. Pada malam hari akan ada kendaraan – kendaraan yang luarnya dihias dengan lampu neon dengan cantik. Suasana saat itu sungguh menyenangkan, dan meriah. Di lapangan alun – alun juga ada banyak atraksi yang menarik perhatian. Di alun alun selatan ini, kami hanya nongkrong – nongkrong sambil minum kopi di dekat parkiran. Setelah itu kami berfoto – foto fi lapangan alun – alun. Malam itu sungguh menyenangkan, kami bercanda tawa, berlari – lari, bernyanyi –nyanyi, seperti anak kecil lagi yaaa? Hahahaha. Saat pukul 23.00, kami memutuskan untuk kembali ke hotel karena Rafael sudah kecapean dan mulai flu. Dan besoknya kami tentu akan jalan – jalan lagi.
Gimana menurut kalian?? Pengalaman
saya cukup seru tidak?? Kalau cukup seru simak terus yah, karena perjalanan
wisata di Yogyakarta kali ini belum berakhir.
No comments:
Post a Comment