Solo Traveling Ke Gereja Ayam Bukit Rhema Yogyakarta Magelang Backpacker Traveling Sambil Kulineran Indah
Bukit rhema adalah salah satu tempat wisata yang gak jauh dari candi borobudur. Jarak dari candi borobudur menuju Bukit rhema adalah sekitar 3 km. Bukit rhema ini terkenal dengan bangunan gerejanya yang mirip seperti burung. Saya gak tau apa latar belakang didirikannya gereja ini dan mengapa bentuknya seperti burung. Tetapi bukit rhema ini bisa menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik.
Cara tercepat menuju ke bukit rhema adalah menggunakan motor atau kendaraan pribadi. Tetapi kita masih bisa kesini menggunakan kendaraan umum. Kalau mau menggunakan kendaraan umum, kita bisa naik bis jurusan jombor - borobudur. Perjalanannya akan memakan waktu sekitar 1 setengah jam jika lancar. Setelah sampai di terminal, kita bisa naik ojek menuju ke bukit rhema. Harga tarifnya biasanya 20ribu. Kalian bisa menawar harganya sampai 15 ribu.. Tetapi kalau kalian jago menawar, kalian bisa mendapat potongan hingga 10ribu.
Nahh saya dari borobudur naik ojek menuju ke tempat ini dengan seharga 15ribu. Abang ojeknya akan mengantar kita sampai ke tempat parkir. Setelah itu kita harus berjalan menuju ke loket tiket. Harga tiket bukit rhema ini adalah 20ribu, itu sudah termasuk gratis snack singkong goreng dan potongan harga kopi & nasi goreng. Oh ya jalan dari parkir - loket - hingga gerejanya itu sangat2 melelahkan. Jalannya menanjak lumayan curam, hampir kayak hiking.
Setelah berjalan menanjak yang sangat melelahkan, kita akan sampai di gerejanya. Di area gereja ada beberapa warung dan cafe. Kita juga akan langsung melihat bangunan gerejanya yang megah dan unik. Bagi kalian yang ingin beristirahat sebentar, kalian bisa mampir dulu ke warung di halaman gereja. Kalau ingin langsung masuk ke dalam gereja, kalian bisa langsung menuju pintu masuknya yang ada di sebelah kanan. Nahh sebelum masuk ke dalam gereja, ada baiknya untuk berfoto dulu di sini. Karena di halam gereja ini buat saya adalah spot foto terbaik.
Saat mau masuk ke dalam gereja, kita akan di minta tiket masuknya untuk diperiksa oleh petugas. Waktu itu saya sedikit panik, karena tiket masuk saya gak ketemu, enath jatuh waktu jalan atau hilang. Untungnya petugasnya mebolehkan saya untuk masuk, tetapi saya tidak akan mendapatkan snack, yahh tak apalahh, yang penting bisa masuk.
Setelah pemeriksaan tiket, kita akan memasuki lantai 1. Di lantai 1 ini ada beberapa ruangan kecil yang berfungsi untuk berdoa. Selain itu di sini juga ada aula besar juga. Saat mencari jalan untuk naik ke atas, saya menemukan ruangan lagi yang terdapat papan besar yang ditempelkan kertas2 berisi doa. Jadi kalau kita memiliki keiningan atau harapan yang belum terkabul, bisa di tulis di kertas yang tersedia lalu di tempelkan ke papan, semoga doanya terkabul yaa!! Oh yaa, sebelumnya saya berpesan hati2 ya jika berjalan di lorong2 gereja ini. Karena plafondnya pendek banget, jangan sampai kepala kalian terbentur.
Setelah menyusuri lantai 1, saya langsung naik ke lantai 2. Di lantai 2 ini ada ruangan yang lebih besar lagi. Sepertinya sih ini ruangan ibadah yang utama. Di ruangan yang besar ini terdapat banyak kursi dan layar tv besar. Di aula ini juga terdapat papan yang terpasang foto2 sejarah berdirinya gereja ini. Aula besar ini kurang cocok untuk dijadikan tempat foto. Bukan karena tempatnya kurang bagus, tetapi memang kurang pantas saja, kalau kita berfoto di tempat berdoa.
Nahh dari sini ada 2 jalan ke atas yang ada di belakang dan di depan. Yang di belakang adalah jalan untuk akses ke Cafe. Sedangkan yang di depan adalah akses untuk menuju ke Atap, atau mahkota burung yang paling atas. So, karena belum pengen makan, maka saya langsung cus aja ke akses yang menuju atap. Oh ya karena lokasi mahkotanya ada di lantai 7, maka saat naik ke atasnya akan sedikit melelahkan, tapi gak secapek pas jalan dari parkiran ke gerejanya kok.
Setelah naik tangga, saya sampai di lantai 6, atau di bagian kepala. Nahh karena waktu itu lagi hujan, saya harus menunggu sekitar setengah jam sampai hujannya reda. Menunggu selama setengah jam itu tidak terasa membosankan buat saya, karena saya bisa melihat pemandangan yang memukau lewat jendela besar yang ada di bagian mulut ayam. Dari sini saya bisa melihat candi borobudur yang posisinya selurus dengan gereja ini. Btw, kita tidak diperkenankan untuk naik ke atas mahkota jika cuacanya sedang hujan atau jika di mahkota sudah mencapai 10 pengunjung.
Nahh setelah menunggu sampai hujan reda, saya diperbolehkan untuk naik ke atas. Setelah sampai di atas, saya bisa melihat pemandangan sekeliling Gereja. Tetapi sayang, saat itu cuaca lagi agak mendung tapi rada terik juga. Jadi pemandangannya gak sebagus dan sesegar yang saya harapkan. Kalau masih pagi dan cuacanya cerah, kita bisa melihat pemandangn gunung merapi merbabu dengan jelas. Selain itu kita juga bisa melihat perbukitan menoreh yang megah dan memukau. Di mahkota ini kita juga bisa berfoto. Saran saya kalau mau fotonya bagus, bawa go pro dengan tongsis yang panjang atau drone sekalian. Karena kalau cuma kamera tanpa tongsis, kita gak bisa foto di mahkota dengan pemandangan sekitar.
Setelah puas bermain dan berfoto di mahkota, saya langsung turun dan kembali ke terminal borobudur. Sebelumnya saya harus jalan turun dulu menuju ke parkiran dan naik ojek untuk menuju ke terminal Borobudur. Ongkos ojek untuk menuju ke terminal borobudur dari gereja rhema sama, yaitu sekiat 15 ribu rupiah.
Nahh sekarang saya akan berikan panduan transportasi untuk menuju ke Gereja Bukit Rhema.
Dari Stasiun Tugu Yogyakarta
Nahh sekarang saya akan berikan panduan transportasi untuk menuju ke Gereja Bukit Rhema.
Dari Stasiun Tugu Yogyakarta
- Naik Trans Jogja menuju ke terminal Jombor (ongkos Rp 3500),-.
- Setelah itu naik bus jurusan Jombor - Borobudur dengan ongkos 25 ribu
- Setelah sampai di Terminal Borobudur, naik ojek langsung menuju Gereja Bukit Rhema dengan ongkos sekitar 15 ribu, saya sarankan untuk menawar harga dengan abang ojeknya
No comments:
Post a Comment