Tuesday 3 October 2017

Perjalanan Menuju Gunung Lawu , Tawamangu

Helooo Guys!!! Bagaimana hari - hari kalian? Habis Liburan kemana saja nih???

Kali ini saya mau membagi pengalaman saya pada saat melakukan solo hiking ke gunung lawu di Tawamangu, Karanganyar.

Saya dari dulu ingin sekali mecoba hiking, tapi sayangnya tidak ada teman dan keluarga yang mempunyai keinginan yang sama. Gunung yang pernah saya daki hanya Gunung Bromo pada saat kelas 3 SD. Tapi itu tidak termasuk hiking kan??? Oleh karena itu saya memutuskan untuk mencoba hiking sendirian atau solo hiking ke Gunung Lawu Pada Minggu terakhir bulan September.

Persiapan yang saya lakukan di rumah adalah membaca beberapa artikel - artikel tentang pendakian Gunung Lawu, serta mencari informasi tentang peralatan yang perlu di bawa saat hiking. Setelah membaca beberapa artikel, maka saya memutuskan untuk mendaki Gunung Lawu via Cemoro Sewu yang mana merupakan jalur pendakian yang paling cepat. Sedangkan peralatannya saya hanya membawa baju hangat, tenda, handuk, sepatu sendal, sepatu sport, syal, obat - obatan, jacket jeans, power bank 2 buah dan charger. Untuk Tanggal keberangkatan saya putuskan untuk berangkat pada tanggal 26 September menggunakan Kereta Progo (Jakarta Pasar Senen - Yogyakarta Lempuyangan). Sayangnya saya kehabisan tiket kereta menuju Solo.

AND MY JOURNEY BEGINS

Akhirnya tiba saatnya untuk melakukan perjalanan yang belum pernah saya lakukan sebelumnya selama hidup. Dengan restu dari orang tua dan kakak, saya bergegas menuju ke stasiun Pasar Senen. Kereta Ekonomi Progo yang akan saya naiki datang pukul 22.30 W.I.B. Sebelum kereta datang, saya membeli beberapa minuman dan cemilan untuk di perjalanan. Setelah kereta tiba, saya langsung bergegas menuju peron 1 dan alhamdullilah keretanya sepi banget, jadi bisa duduk sambil selonjoran deh heheheh. Perjalalan dari Pasar Senen Menuju Stasiun Lempuyangan memakan waktu sekitar 8 jam. Jadi Waktu selama 8 jam tersebut saya manfaatkan untuk istirahat.

Tiket Kereta Progo

Pukul 06.50 W.I.B, saya tiba di Stasiun Lempuyangan. Untuk menuju ke Tawamangu, Saya harus pergi ke Solo menggunakan kereta prameks, lalu naik bus Langsung Jaya Jurusan Solo - Tawamangu. Di stasiun Lempuyangan, saya membeli tiket kereta Prameks ke Stasiun Balapan Solo seharga 8 ribu rupiah, cukup murah yaa?? Tapi sayangnya kereta baru akan datang pukul 9.00 pagi.
Yahh sepertinya saya kesiangan, dan takutnya sampai ke Tawamangu kesorean nihh, waduhh. Yasudahlah, semoga nanti di Tawamangu ada solusi. Sambil menunggu waktu sekitar 2 jam saya sarapan dulu di The House Of Raminten yang berjarak sekitar 500 meter dari Stasiun Lempuyangan.
Sebelum naik gunung sarapan enak dulu hahay

Setelah sarapan, saya kembali ke Stasiun Lempuyangan dan langsung naik kereta prameks pukul 9.00 pagi. Kereta prameks adalah kereta lokal ekspres jurusan Stasiun Tugu Yogyakarta - Stasiun Balapan Purwosari. Kereta Prameks ini cukup nyaman dan ini kali pertama saya naik kereta Prameks. Pemandangan perjalanan dari Jogja menuju Solo sudah beberapa kali saya lihat, tetapi tetap menawan dan tidak membosankan. Hamparan sawah hijau dengan latar perbukitan Kidul menjadi tontonan yang asik buat saya.

Kereta Prameks Yogya - Solo Balapan

Sekitar pukul 10.30 siang, saya tiba di Stasiun Solo Balapan. Di stasiun ini, saya membeli air minum di toko sekaligus menanyakan cara untuk pergi ke Tawamangu. Seorang Ibu2 pemilik toko memberi tahu saya untuk menaiki bus Langsung Jaya. Ibu ini juga memberi tips cepat untuk dapat bis, 
"Jangan cegat di terminal mas, ntar ngetemnya lama terus kamu bisa di tarik - tarik kondektur biar masuk bis. Sebaiknya Masnya keluar aja ikutin rel, nanti sampai ketemu jalan raya belok kiri. Jalan terus sampai ketemu pertigaan tinggal nyebrang. Masnya bisa tunggu bis di situ."
Wahh tips yang ibu tadi kasih lengkap dan bisa dipercaya. Setelah Berpamitan dan mengucapkan terima kasih, saya langsung keluar dari stasiun dengan arahan yang diberikan oleh Ibu pemilik toko tadi. Setelah berjalan beberapa puluh meter, saya akhirnya sampai di pertigaan lampu merah jalan Raya Semarang Surakarta. Di pertigaan ini saya bertemu dengan seorang Ibu yang menjual snack semprong bersama tukang tambal ban. Saya bertanya ke ibu itu.
"Bu, numpang tanya, kalau pergi ke Tawamangu naik busnya di sini ya?
Lalu ibu itu menjawab, "Iya Mas, nanti bisnya lewat sini. Saya juga mau ke Tawamangu, nanti bareng saya saja mas."
"Ohh gitu, oke terima kasih bu."

Setelah itu saya duduk di kursi dekat tambal ban sambil menunggu bus. Saya menunggu bus cukup lama yaitu sekitar 45 menit. Sekitae pukul 11. 40 siang, Bus Langsung Jaya jurusan Tawamangu datang, dan saya langsung bergegas naik bus tersebut bersama ibu penjual semprong tadi. Oh ya ongkos Bus Langsung Jaya dari solo menuju Tawamangu adalah 15ribu. Tapi saya sarankan untuk memberi ongkos dengan uang pas, karena kernetnya kadang cukup nakal, suka memberi kembalian yang gak sesuai.

Selama perjalanan, Bis melaju cukup kencang menuju Karanganyar. Perjalanan dari Kota solo menuju tawamangu adalah sekitar 2 jam. Saat bis berhenti sebentar di terminal, Ibu penjual semprong tad mengajak ngobrol dengan saya. Dan dari percakapan ini merupakan awal dari kesan seru dan baru dari perjalanan saya.

"Masnya dari mana? kok sendirian?"
"Saya dari Jakarta Bu"
"Mau ke mana mas?"
"Mau naik Gunung Lawu Bu"
"Ohh mau naik gunung. Kok Sendirian?? Temennya mana?"
"Temen saya lagi berhalangan bu buat ikut, jadi yaaa saya sendirian aja deh."
"Jam Segini kok baru sampai solo mas? Ntar apa nggak kesiangan pas di sana? Biasanya para pendaki datangnya pagi - pagi."
"Waduhh kesiangan ya bu jam segini?"
"Ya kesiangan mas, sampai Tawamangu Juga nanti jam 2 siang"
"Waduhh saya gak tau bu, niatnya saya juga datang pagi, tapi baru dapat kereta prameks jam 9 tadi bu."
"Mending masnya menginap saja dulu di penginapan, kalau mendaki sekarang sepertinya agak bahaya mas, tuh kelihatan di luar mau mendung."
"Di Tawamangu ada penginapan murah bu?"
"Ada banyak mas, kalau mau mas juga boleh menginap dulu di rumah ibu, besok pagi - pagi baru berangkat ke Gunung."
"Waduhh gak apa2 nih bu, kalau saya menginap? Apa gak merepotkan?"
"Ndak apa - apa mas, daripada nanti kenapa2 di gunung."
"Ohh yasudah deh bu, makasih ya bu, tapi saya harus bayar berapa ke ibu? saya gak bawa uang banyak bu."
"Walahhh tidak usah mas, tidak usah bayar".
"Wahh kalau begitu terima kasih banyak ya bu!"

Alhamdulilah, saya bertemu dengan orang baik lagi, bahkan begitu perhatian dengan saya yang baru ketemu. Oh iya nama Ibu penjual semprong sekaligus penolong saya ini adalah Ibu Sri. Beliau merupakan Ibu RT di Desa Ngleba Tawamangu. Sehari - hari ibu ini mejual semprong di Pasar Solo. Semprong adalah kue kering khas Kota Solo. Selama perjalanan kami terus mengobrol tentang keluarga Ibu, keluarga saya, pekerjaan saya, pekerjaan ibu Sri sendiri, lalu tentang anak - anaknya Ibu Sri. Ibu Sri memiliki 6 orang anak, 4 laki - laki 2 perempuan. 3 anak tertuanya sudah bekerja di Cikarang dan Bogor, Bahkan anaknya yang pertama sudah menikah. Sekarang beliau tinggal bersama 3 anaknya yang paling muda. Saya tidak mau bertanya soal penghasilannya sehari2, karena itu adalah hal privasi. Tapi saya sungguh kagung dengan sosok ibu Sri ini yang begitu sehat, setiap hari membawa keranjang besar bolak - balik Solo Tawamangu.

Saya bersama Ibu Sri Yang Baik Hati

Setelah 2 jam perjalanan, akhirnya kami sampai di gerbang Kelurahan Nglebak. Dari sini, masih harus berjalan sekitar 1 km menuju desa Ngreso rumah Bu Sri. Berjalan 1 km sama sekali tidak melelahkan. Karena suasana daerah sini sangat asri, indah dengan udara yang sangat segar. Sekitar pukul 2.45 siang, Saya sampai di rumah Bu Sri. Saya langsung menaruh tas carrier saya dan Ibu Sri Meminta saya untuk beristirahat dulu sambil menghidangkan ubi ungu rebus dan segelas teh panas. Sekitar pukul setengah 4 sore, hujan deras turun disertai petir. Untung saja saya tidak mendaki pada hari itu. Dan Alahamdulilah sekali saya bisa bertemu dengan Bu Sri.

Ubi Ungu Rebus Buatan Bu Sri

Nahh bagaimana menurut teman2 tentang perjalanan saya? Berikutnya saya akan ceritakan pendakian saya Menuju Gunung Lawu dari rumah Bu Sri.

No comments:

Post a Comment